Pada Kamis sore (14/6/2018), Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat untuk menetapkan jatuhnya hri raya Idul Fitri pada tahun 2018 ini. Apabila, 15 Juni 2018 ditetapkan sebagai hari raya Idul Fitri, maka malam ini akan menjadi malam takbiran dimana seruan takbir membahana di setiap sudut kota.
Menanggapi hal ini, polisi memberikan saran pada masyarakat untuk menggelar malam takbir di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan. Masyarakat diarahkan untuk tidak berkumpul di tempat keramaian seperti Monas, Jakarta Pusat oleh Polda Metro Jaya.
Polisi juga menganjurkan warga untuk tidak melakukan konvoi saat malam takbiran agar tidak menyebabkan kericuhan. Jalan tol dilarang, begitu juga dengan jalan Sudirman yang akan tetap dipantau oleh pihak kepolisian.
Selanjutnya polisi juga menghimbau warga agar tidak menyalakan petasan saat malam takbiran. Banyak kasus yang disebabkan oleh petasan menjadikan malam takbir jadi berduka. Polisi mengimbau untuk tidak menggunakan petasan, serta menghindari perang kelompok ataupun antar kampung.
Selanjutnya mengenai arus mudik, polisi juga memberikan himbauan para pemudik untuk berhati-hati selama di jalan. Sudah sejak H-2 lebaran pada tahun ini, beberapa ruas jalan pantura ramai oleh pemudik yang `menggunakan sepeda motor. Rata-rata pemudik menggunakan plat nomor DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan sejumlah barang bawaan yang banyak. Pemudik juga banyak membawa anak-anak dalam perjalanan yang tentunya jadi hal yang membahayakan.
Namun menteri perhubungan Budi Kara Sumadi meyebutkan bahwa jumlah pemudik dengan kendaraan roda dua mengalami penurunan begitu juga dengan tingkat kecelakaan lalu lintas yang menurun 30-40%.
Pemudik dengan menggunakan sepeda motor roda dua menyumbang presentase kecelakaan terbanyak pada setiap tahunnya, maka dari itu pemerintah selalu berupaya untuk menurunkan tingkat penggunaan sepeda motor salah satunya dengan menyediakan bus mudik bersama. Hanya saja penggemar mudik dengan menggunakan sepeda motor masih saja bermunculan dengan berbagai latar belakang.
Brebes menjadi salah satu jalur lalu lintas pantura yang hampir pasti dilewati oleh para pemudik. Jalur pantura ini memiliki panjang 12 km di kawasan Tegal Jawa Tengah. Jalannya yang banyak menikung dan bergelombang. Tantangan dan resiko melewati jalan tersebut bisa semakin parah dengan adanya kemacetan jalan.
Titik jalan yang menikung dan bergelombang dimulai dari perbatasan Tegal-Brebes sampai Tegal Pemalang. Pada beberapa titik permukaan jalanya tidak merata sebab adanya proses perbaikan jalan dengan penambalan aspal.
Beberapa titik jalan juga berdebu sebab adanya betonisasi jalan. Titik rawan macet yang terparah terdapat pada depa Terminal Bus Tegal, perempatan pasar anyar, perempatan pos maya serta perlintasan kereta api di KM 151 serta wasapada pada titik macet di depan SPBU Kaligangsa.
Pemudik dengan menggunakan sepeda motor selalu mendapat perhatian yang lebih banyak oleh aparat dibandingkan kendaraan lainnya sebab tingkat keamanannya yang kurang. Apalagi umumya pengendara motor membawa barang bawaan dengan jumlah yang sangat banyak diluar standar.
Banyak pengendara motor yang juga membawa anak kecil padahal hal ini cukup berbahaya. Kedepan polisis berharap para pemudik memiliki tingkat kesadaran yang lebih untuk lebih memilih transportasi lainnya yang lebih aman daripada menggunakan kendaraan bermotor roda dua.
Penyediaan fasilitas bus mudik gratis sebaiknya dimanfaakan dengan baik agar keselamatan dan keamanan selama mudik lebi terjaga, Jangan lupa juga untuk beristirahat di tengah jalan apabila merasa capek.